Difference between revisions of "Ini 5 Indikator Mengapa Indonesia Dapat Mengalami Resesi"

From Bot's DB
Jump to: navigation, search
(Created page with "Terjadinya gagal bayar utang dan kebangkrutan kemudian membalikkan kondisi perekonomian. Ada lebih dari satu hal yang dapat menyebabkan resesi, mulai dari goncangan ekonomi ya...")
 
m
 
Line 1: Line 1:
Terjadinya gagal bayar utang dan kebangkrutan kemudian membalikkan kondisi perekonomian. Ada lebih dari satu hal yang dapat menyebabkan resesi, mulai dari goncangan ekonomi yang tiba-tiba hingga dampak dari inflasi yang tidak terkendali. &quot;Alasannya karena masing-masing punya daya tahan karena ekonomi tidak tergantung market dunia. Karena masih tergantung domestik market sehingga domestik market menjadi bantalan perekonomian,&quot; jelasnya. &quot;Seluruh negara mengalami hal yang sama, tidak unik ke Indonesia. Bahkan untuk Indonesia diproyeksikan lebih moderat dari negara lain,&quot; kata Puspa kepada Liputan6.com, Rabu (24/6/2020). Dari sisi perdagangan, Rosan menyoroti surplus yang tercapai di April dan Mei 2020 disebabkan adanya penurunan impor yang lebih tinggi dibandingkan penurunan ekspor.<br />Bisnis.com, JAKARTA - Hampir tiga bulan terakhir, Nurrohmah hanya berdiam diri di kamar kos berukuran 4 meter x 4 meter yang disewanya di bilangan Condet, Jakarta Timur. Pandemi virus Corona (Covid-19) telah mengubah hidup perempuan asal Cimahi tersebut dalam hitungan hari. Lebih lanjut, dia menilai pelonggaran PSBB di beberapa kota besar tidak serta merta akan menggerakan ekonomi di level sebelum adanya pandemi Covid-19. &quot;Distribusi stimulus ini yang utama pada sektor padat karya dan UMKM sehingga PHK dan gulung tikar tidak bertambah dari yang ada saat ini. Tanpa stimulus yang lancar, pelaku usaha perlu waktu lebih lama untuk bangkit,&quot; jelas Shinta.<br />Pemerintah Indonesia memproyeksikan, kenaikan jumlah penganggur akibat Covid-19 berkisar 2,92 juta-5,23 juta orang, dan jumlah penduduk miskin bertambah 1,16 juta-3,78 juta orang. Pengeluaran yang dibiayai utang harus tepat sasaran guna mendukung mereka yang paling rentan dan menyediakan investasi bagi transisi ke ekonomi yang lebih tangguh dan berkelanjutan,” kata Laurence Boone. Ketika individu atau bisnis mengambil terlalu banyak utang, biaya untuk melunasinya dapat tumbuh ke titik di mana mereka tidak dapat membayar tagihan mereka.<br />Meski menaruh proyeksi yang cukup optimis, Shinta menyoroti bahwa kondisi tersebut hanya akan tercapai jika pandemi tidak semakin parah dan memicu kebijakan pengendalian wabah yang ketat. &quot;BI memperkirakan pertumbuhan PDB 2020 akan berada di kisaran 0,9-1,9 persen. [Penurunan] paling dalam di kuartal kedua, tapi kita optimis bisa menuju batas atas 1,9 persen,&quot; katanya dalam webinar LPPI, Jumat (3/7/2020).<br />Kekayaan warganya akan sedikit naik seiring dengan kenaikan nilai barang dan jasa yang diproduksi negara tersebut, atau yang biasa dikenal dengan Produk Domestik Bruto (PDB). Banyak negara di dunia, termasuk Inggris, diperkirakan akan memasuki resesi terburuk dalam puluhan tahun terakhir. Dalam keadaan resesi, Agustina menyarankan untuk memiliki pegangan uang tunai yang cukup sebelum memikirkan investasi. Gejolak ekonomi yang tak menentu bisa jadi menuntut Anda untuk mengeluarkan uang tabungan untuk kebutuhan yang tidak terduga. Sementara itu, Perencana Keuangan Oneshildt Financial Planning Agustina Fitria menyarankan mereka yang tertarik berinvestasi di tengah resesi untuk melakukan diversifikasi portofolio.<br /> [http://b3.zcubes.com/v.aspx?mid=4737373 pt solid gold] sebelumnya menyiapkan revisi Peraturan Presiden (Perpres) No.54/2020 untuk menampung perubahan struktur fiskal yang digunakan untuk penanganan dampak pandemi Corona atau Covid-19. Terakhir, pemerintah diminta untuk membuka sembilan sektor ekonomi secara hati-hati agar wabah tidak meluas dan menjangkiti pekerja di kawasan industri. Eric mengatakan ada tiga hal yang perlu dilakukan pemerintah agar bisa segera keluar dari jeratan resesi ekonomi. Pertama, pemerintah harus menahan agar wabah tidak meluas dan menimbulkan gelombang kedua (second wave). Ekonom Institut Kajian Strategis (IKS) Universitas Kebangsaan Eric Sugandi mengatakan sangat berat bagi Indonesia untuk menghindari resesi karena kemungkinan besar PDB pada kuartal II/2020 (qtq) bakal tumbuh negatif.
+
[http://bankeburch35as.kazeo.com/wabah-corona-sri-mulyani-a197162096 sg berjangka] paparan di atas, secara umum Asia Tenggara dan Indonesia mempunyai daya tahan yang baik dalam menghadapi ancaman resesi. Perdagangan antarnegara tidak diganggu perang tarif dan konsumsi domestik di kawasan ini stabil. Hal ini bukan kondisi yang ideal, tetapi cukup untuk bertahan menghadapi ancaman resesi global.<br />Industri baja Amerika Serikat pada akhir Agustus 2019 menyatakan kondisi mereka sangat buruk sehingga terpaksa melakukan penghematan dan mengurangi karyawan. Hal ini ironis mengingat Presiden Donald Trump menerapkan peningkatan tarif untuk melindungi industri baja dari produk Asia dan Eropa yang lebih murah.<br />Pada akhirnya dampak yang begitu luas juga tidak dapat dihindari terutama pada kegiatan ekonomi. Hal tersebut akan menujukan banyaknya orang yang akan kehilangan pekerjaan. Krisis ekonomi Eropa yang mulai merebak sejak 2010 sampai sekarang belum jelas kapan akan berakhir. Krisis ekonomi kawasan Eurozone yang dipicu oleh besarnya utang pemerintah sebenarnya mulai mengakar sejak tahun 2000, dimana rasio utang pemerintah negara-negara di kawasan Eropa meningkat signifikan.<br />Kaixin Owyong dari Bank Nasional Australia memprediksi perekonomian Australia akan terkontraksi sebesar 8,4% pada kuartal II tahun ini. Kondisi tersebut bisa tertolong dengan pelonggaran lockdown dan kemungkinan pertumbuhan ekonomi bakal naik di kuartal III. Langkah Roosevelt terlihat lebih konkret jika dibandingkan dengan Hoover. Hoover, seperti yang tertulis dalam artikel Kyle Wilkison di Collin County Community College District berjudul “The Great Depression and the New Deal,” tidak berbuat banyak untuk menghentikan krisis.<br />Rasio utang Yunani yang pada tahun 2000 hanya sebesar 77% dari PDB nya, pada 2012 mencapai 170%, nilai ini diprediksi IMF akan tumbuh menjadi diatas 180% pada tahun 2013. Kondisi ini jelas bertentangan dengan aturan Maastricht Treaty, dimana dinyatakan dalam aturan ini bahwa utang negara tidak boleh lebih dari 60% dari PDB dan defisit maksimal 3% dari PDB.<br />Saya pribadi meyakini bahwa probabilitas terjadinya resesi 2020 jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan perlambatan ekonomi global. Misalnya, IMF beberapa waktu lalu merilis proyeksi pertumbuhan ekonomi global 2019 direvisi ke bawah menjadi 3% dan diperkirakan rebound di tahun depan menjadi 4,6%. Sementara itu, Bank Dunia juga merevisi target pertumbuhan ekonomi 2019 menjadi 2,6% dan naik menjadi 2,7% tahun depan.<br />Tetapi bank sentral di Asia umumnya memiliki lebih banyak amunisi untuk memotong biaya pinjaman demi mendukung ekonomi mereka, dibandingkan dengan rekan-rekan mereka di AS dan Eropa. Setidaknya ada 15 jenis usaha atau bisnis yang diprediksi akan tetap bertahan di tengah resesi akibat pandemi virus corona (Covid-19). Tak ingin penurunan kinerja tersebut terus berlanjut dan berujung resesi, Jokowi memerintahkan menterinya untuk fokus menggenjot kinerja dua komponen pertumbuhan ekonomi, ekspor dan investasi. Di Amerika Serikat, kini terjadi kekhawatiran yang semakin meningkat mengenai gangguan ekonomi yang disebabkan oleh virus corona, yang sekarang telah dinyatakan sebagai pandemi. Sebagian besar ekonom masih berharap Amerika Serikat lolos dari resesi, meskipun negara lain mungkin tidak akan seberuntung itu.

Latest revision as of 18:32, 27 July 2020

sg berjangka paparan di atas, secara umum Asia Tenggara dan Indonesia mempunyai daya tahan yang baik dalam menghadapi ancaman resesi. Perdagangan antarnegara tidak diganggu perang tarif dan konsumsi domestik di kawasan ini stabil. Hal ini bukan kondisi yang ideal, tetapi cukup untuk bertahan menghadapi ancaman resesi global.
Industri baja Amerika Serikat pada akhir Agustus 2019 menyatakan kondisi mereka sangat buruk sehingga terpaksa melakukan penghematan dan mengurangi karyawan. Hal ini ironis mengingat Presiden Donald Trump menerapkan peningkatan tarif untuk melindungi industri baja dari produk Asia dan Eropa yang lebih murah.
Pada akhirnya dampak yang begitu luas juga tidak dapat dihindari terutama pada kegiatan ekonomi. Hal tersebut akan menujukan banyaknya orang yang akan kehilangan pekerjaan. Krisis ekonomi Eropa yang mulai merebak sejak 2010 sampai sekarang belum jelas kapan akan berakhir. Krisis ekonomi kawasan Eurozone yang dipicu oleh besarnya utang pemerintah sebenarnya mulai mengakar sejak tahun 2000, dimana rasio utang pemerintah negara-negara di kawasan Eropa meningkat signifikan.
Kaixin Owyong dari Bank Nasional Australia memprediksi perekonomian Australia akan terkontraksi sebesar 8,4% pada kuartal II tahun ini. Kondisi tersebut bisa tertolong dengan pelonggaran lockdown dan kemungkinan pertumbuhan ekonomi bakal naik di kuartal III. Langkah Roosevelt terlihat lebih konkret jika dibandingkan dengan Hoover. Hoover, seperti yang tertulis dalam artikel Kyle Wilkison di Collin County Community College District berjudul “The Great Depression and the New Deal,” tidak berbuat banyak untuk menghentikan krisis.
Rasio utang Yunani yang pada tahun 2000 hanya sebesar 77% dari PDB nya, pada 2012 mencapai 170%, nilai ini diprediksi IMF akan tumbuh menjadi diatas 180% pada tahun 2013. Kondisi ini jelas bertentangan dengan aturan Maastricht Treaty, dimana dinyatakan dalam aturan ini bahwa utang negara tidak boleh lebih dari 60% dari PDB dan defisit maksimal 3% dari PDB.
Saya pribadi meyakini bahwa probabilitas terjadinya resesi 2020 jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan perlambatan ekonomi global. Misalnya, IMF beberapa waktu lalu merilis proyeksi pertumbuhan ekonomi global 2019 direvisi ke bawah menjadi 3% dan diperkirakan rebound di tahun depan menjadi 4,6%. Sementara itu, Bank Dunia juga merevisi target pertumbuhan ekonomi 2019 menjadi 2,6% dan naik menjadi 2,7% tahun depan.
Tetapi bank sentral di Asia umumnya memiliki lebih banyak amunisi untuk memotong biaya pinjaman demi mendukung ekonomi mereka, dibandingkan dengan rekan-rekan mereka di AS dan Eropa. Setidaknya ada 15 jenis usaha atau bisnis yang diprediksi akan tetap bertahan di tengah resesi akibat pandemi virus corona (Covid-19). Tak ingin penurunan kinerja tersebut terus berlanjut dan berujung resesi, Jokowi memerintahkan menterinya untuk fokus menggenjot kinerja dua komponen pertumbuhan ekonomi, ekspor dan investasi. Di Amerika Serikat, kini terjadi kekhawatiran yang semakin meningkat mengenai gangguan ekonomi yang disebabkan oleh virus corona, yang sekarang telah dinyatakan sebagai pandemi. Sebagian besar ekonom masih berharap Amerika Serikat lolos dari resesi, meskipun negara lain mungkin tidak akan seberuntung itu.